Kamis, 12 Maret 2015

PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS SEBAGAI AKTIVITAS SOSIAL, PROFESI, DAN KAJIAN ILMU




Tidak sedikit orang yang mengetahui apa itu Public Relations. Banyak pula yang sudah mengetahui Public Relations kini tidak hanya menjadi sebuah profesi. Public Relations kini dikembangkan menjadi sebuah kajian ilmu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pengetahuan dalam penerepan Public Relations sebagai profesi. Salah satu pembahasan Public Relations sebagai kajian ilmu adalah membahas tentang perkembangan Public Relations. Perkembangan Public Relation itu sendiri membahas tentang perkembangan Public Relations sebagai aktivitas sosial, perkembangan Public Relations sebagai profesi, dan perkembangan Public Relations sebagai kajian ilmu.
            Sebelum masuk pada pokok bahasan, kita harus mengetahui pengertian Public Relation. Mengacu pada buku yang berjudul “Tanya-Jawab Dasar-Dasar Public Relations” yang ditulis oleh Teguh Meinanda, beliau mengutip bahwa para ahli Public Relations telah dapat menetapkan 3 buah batasan yang dianggap terbak sebagai suatu definisi. Ke 3 batasan tersebut yaitu :
“a. Y.C. Seidel : Public Relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari langganannya, pegawainya dan public pada umumnya. b. W.Emerson Reck : Public Relatios adalah kelanjutan proses dari penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuiakan dengan kepentingan orang-orang/golongan agar orang/golongan itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya. c. Howard Bonham  : Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian public yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan public terhadap seseorang atau suatu organisasi atau badan.” (Teguh, 1989, h.2)
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Public Relation adalah proses untuk memperoleh kepercayaan dan goodwill dari dalam organisasi serta di luar organisasi yang bertujuan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan sebaik-baiknya.



Perkembangan PR sebagai Aktivitas Sosial
PR di Inggris diawali oleh Departemen Keuangan Kerajaan Inggris yang memilih seorang juru bicara resmi pada tahun 1809. Di tahun 1854 Dinas Pos Kerajaan Inggris memutuskan untuk membuat sebuah badan yang bisa menjelaskan pelayanan yang diberikan oleh kerajaan kepada lapisan masyarakat. Berbagai trik mengenai PR mulai di perjelas dan lebih diperinci sehingga lebih terarah oleh pemerintah Inggris sekitar tahun 1912.
Metode-metode PR banyak digunakan setelah perang dunia pertama oleh pemerintah dari berbagai Negara untuk menjelaskan program kesehatan dan program perumahan nasional kepada masyarakatnya. Perjuangan PR yang paling besar terjadi dari tahun 1926 sampai dengan 1933. Disini mulai muncul Institute of Public Relations (IPR) yang dipresideni oleh Sir Stephen Tallents pada tahun 1948 di Inggris. Sedangkan di Amerika muncul Public Relations Society of America. Pada saat perang dunia ke dua PR mulai menurun karena banyak perdangan yang mulai terganggu oleh keadaan perang.
Perkembangan PR sebagai Profesi
            Public relations lahir di Amerika pada abad 20, karena Amerika merupakan Negara yang pertama kalinya mengalami kemajuan dalam segala bidang. Kemajuan tersebut dikarenakan banyaknya industri yang didirikan. Perkembangan public relations sebagai profesi di Negara ini dimulai dengan dilaksanakannya publikasi. Ivy Lee adalah orang yang berjasa sehingga Public Relations menjadi sebuah profesi.
            Dimulai ketika terjadi kericuhan pemogokan kaum buruh tambang batu bara yang menyeabakan kelumpuhan industri-industri lainnya. Pada waktu itu batu bara merupakan bahan yang sangat vital. Dalam kondisi Ivy Lee mempunyai gagasan untuk memecahkan problem tersebut. Ivy Lee menawarkan dirinya kepada industri batu bara untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan 2 syarat :
1.      Agar diperkenakan duduk didalam management.
2.      Agar diberi wewenang untuk memberitakan kepada pers semua fakta, sejauh fakta tidak merugika  perusahaan.
Hal ini menimbulka kontroversi karena sampai saat itu orang yang menyelenggarakan publikasi dijauhkan dengan pimpinan industri. Akan tetapi syarat tersebut diterima sehingga Ivy Lee dapat menciptakan hubungan yang baik antara pimpinan dengan buruh dan antara perusahaan dengan public luar terutama pers.
Tahun 1914, Ivy Lee diangkat menjadi penasehat John D. Rockfeller, Jr, seorang multijutawan yang terkenal di AS, bahkan di seluruh dunia. Kepada pimpinan perusahaan milik Rockfeller, Lee memberikan nasehat yang amat bernilai bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan. Keberhasilan itulah yang menyebabkan Lee dijuluki The Father of Public Relations.
Tahun 1916 Ivy Lee mengeluarkan deklarasi “Declaration of Principle” deklarasi ini disebar melalui surat kabar yang terbit di daerahnya yang isinya public tidak dapat diabaikan dari management suatu perusahaan/dianggap bodoh oleh surat kabar, apa yang baik bagi masyarakat, dalam jangka panjang, juga baik untuk dunia usaha.
Dalam Declaration of Principles yang disebarkan, Lee menegaskan bahwa di kantornya tidak ada hal-hal yang bersifat rahasia. “Tidak kamiadalah menyajikan berita. Kantor kami bukanlah biro iklan. Siapa saja yang memerlukan informasi secara lengkap, akan kami layani dengan segala senang hati,” kata Lee kepada para wartawan.
Apa yang dilakukan oleh Lee pada orang yang hidup di awal abad ke-20 merupakan hal yang sensasional. Dengan sikap yang jujur, Ivy Lee telah menyingkap rahasia yang menyelimuti perusahaan-perusahaan besar dalam hubungannya dengan masyarakat. Lee telah berhasil menciptakan gagasan baru bagi penanggulangan pemogokan di pabrik-pabrik besar dan gagasan baru untuk pembinaan hubungan dengan pers.
Tokoh yang juga berjasa mengembangkan PR sebagai sebuah profesi selain Ivy Lee adalah George Creel (seorang jurnalis dalam pemerintahan Presiden Wilson). Creel menyarankan memasukkan rencana kerja PR sejajar dengan  rencana kebijaksanaan pemerintah karena kedua bidang itu dianggap sama pentingnya. Presiden Wilson menerima saran tersebut dan Creel ditunjuk diberi tugas menjadi ketua panitia Public Information. Creel disebut sebagai orang pertama yang mempraktekkan PR dalam bidang pemerintahan. Jasa Creel yang lain dalam mengembangkan PR sebagai profesi adalah memberikan saran dalam bidang industri. Terhadap para industrialis, Creel menekankan bahwa sebuah organisasi akan sukses bila organisasi itu memperhatikan opini publik dalam kehidupan masyarakat. Opini publik merupakan kekuatan inti bagi maju mundurnya suatu organisasi (perusahaan).

Perkembangan PR sebgai Kajian Ilmu
            Public Relations menjadi kajian ilmu dimulai pada tahun 1999. Hal ini dijelaskan pada buku yang berjudul “Public Relations Theory II” yang ditulis Carl H. Botan dan Vincent Hazleton :
            In the academic arena, public relations enrollments have continued to grow. In PRT, Neff (1999) reported graduate public relations programs in 48 departments. By 1999, the Commission on Public Relations education reported 70 school offering masters programs in the field.” ( Carl, 2006, h.2)
Dikarenakan meningkatnya perhatian terhadap PR, khususnya dari perusahaan- perusahaan besar yang membutuhkan orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang itu. Berdasarkan kebutuhan tersebut, beberapa orang berpikir agar didirikannya fasilitas, yaitu perguruan tinggi untuk mendidik para calon PRO dan memberikan pengetahuan pada mereka tentang dasar-dasar kepemimpinan dan pelaksanaan PR secara efektif sebagai suatu profesi.
Dari 76 Perguruan Tinggi yang memberikan mata pelajaran PR, tercantum :
§  Boston University
§  Cornell University
§  Stanford University
§  Harvard University
§  Colombia University
§  Princeton University
§  Dan lain-lain

Kurikulum yang disusun untuk para mahasiswa PR itu diantaranya meliputi ilmu pengetahuan tentang Sosiology, Human and Labor Relations, Radio, TV and Production, Management, Advertising, Reporting, Public Opinion, Research Methods, Propaganda dan Publicity, Radio and TV Jurnalism, Marketing, Hukum dan Hubungan Internasional, Sosiologi dan Ilmu Jiwa Media Massa.
Daftar pustaka :
Botan, Carl H. & Hazleton, Vincent. 2006. Public Relations Theory II. New York: Lawrence Erlbaum Associates
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Jakarta: Erlangga
Meinanda, Teguh. 1984. Tanya Jawab Dasar PR. Bandung: CV Armico
UBDistanceLearning. 2012. Dasar-Dasar Public Relations. Malang: UBDistanceLearning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar