Tidak
sedikit orang yang mengetahui apa itu Public Relations. Banyak pula yang sudah
mengetahui Public Relations kini tidak hanya menjadi sebuah profesi. Public
Relations kini dikembangkan menjadi sebuah kajian ilmu. Hal tersebut
dimaksudkan untuk memperkuat pengetahuan dalam penerepan Public Relations
sebagai profesi. Salah satu pembahasan Public Relations sebagai kajian ilmu
adalah membahas tentang perkembangan Public Relations. Perkembangan Public
Relation itu sendiri membahas tentang perkembangan Public Relations sebagai
aktivitas sosial, perkembangan Public Relations sebagai profesi, dan
perkembangan Public Relations sebagai kajian ilmu.
Sebelum masuk pada pokok bahasan,
kita harus mengetahui pengertian Public Relation. Mengacu pada buku yang
berjudul “Tanya-Jawab Dasar-Dasar Public Relations” yang ditulis oleh Teguh
Meinanda, beliau mengutip bahwa para ahli Public Relations telah dapat
menetapkan 3 buah batasan yang dianggap terbak sebagai suatu definisi. Ke 3
batasan tersebut yaitu :
“a.
Y.C. Seidel : Public Relations
adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh
goodwill dan pengertian dari langganannya, pegawainya dan public pada umumnya. b.
W.Emerson Reck : Public Relatios
adalah kelanjutan proses dari penetapan kebijaksanaan, penentuan
pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuiakan dengan kepentingan
orang-orang/golongan agar orang/golongan itu memperoleh kepercayaan dan
goodwill dari mereka. Kedua pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap
adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya. c.
Howard Bonham : Public Relations adalah suatu seni untuk
menciptakan pengertian public yang lebih baik, yang dapat memperdalam
kepercayaan public terhadap seseorang atau suatu organisasi atau badan.”
(Teguh, 1989, h.2)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Public
Relation adalah proses untuk memperoleh kepercayaan dan goodwill dari dalam
organisasi serta di luar organisasi yang bertujuan untuk menjamin adanya
pengertian dan penghargaan sebaik-baiknya.
Perkembangan PR sebagai Aktivitas
Sosial
PR
di Inggris diawali oleh Departemen Keuangan Kerajaan Inggris yang memilih seorang
juru bicara resmi pada tahun 1809. Di tahun 1854 Dinas Pos Kerajaan Inggris memutuskan
untuk membuat sebuah badan yang bisa menjelaskan pelayanan yang diberikan oleh
kerajaan kepada lapisan masyarakat. Berbagai trik mengenai PR mulai di perjelas
dan lebih diperinci sehingga lebih terarah oleh pemerintah Inggris sekitar
tahun 1912.
Metode-metode
PR banyak digunakan setelah perang dunia pertama oleh pemerintah dari berbagai
Negara untuk menjelaskan program kesehatan dan program perumahan nasional
kepada masyarakatnya. Perjuangan PR yang paling besar terjadi dari tahun 1926
sampai dengan 1933. Disini mulai muncul Institute
of Public Relations (IPR) yang dipresideni oleh Sir Stephen Tallents pada
tahun 1948 di Inggris. Sedangkan di Amerika muncul Public Relations Society of America. Pada saat perang dunia ke dua
PR mulai menurun karena banyak perdangan yang mulai terganggu oleh keadaan
perang.
Perkembangan PR sebagai Profesi
Public relations lahir di Amerika
pada abad 20, karena Amerika merupakan Negara yang pertama kalinya mengalami
kemajuan dalam segala bidang. Kemajuan tersebut dikarenakan banyaknya industri
yang didirikan. Perkembangan public relations sebagai profesi di Negara ini
dimulai dengan dilaksanakannya publikasi. Ivy Lee adalah orang yang berjasa
sehingga Public Relations menjadi sebuah profesi.
Dimulai ketika terjadi kericuhan
pemogokan kaum buruh tambang batu bara yang menyeabakan kelumpuhan
industri-industri lainnya. Pada waktu itu batu bara merupakan bahan yang sangat
vital. Dalam kondisi Ivy Lee mempunyai gagasan untuk memecahkan problem tersebut.
Ivy Lee menawarkan dirinya kepada industri batu bara untuk mengatasi masalah
tersebut. Dengan 2 syarat :
1. Agar
diperkenakan duduk didalam management.
2. Agar
diberi wewenang untuk memberitakan kepada pers semua fakta, sejauh fakta tidak
merugika perusahaan.
Hal
ini menimbulka kontroversi karena sampai saat itu orang yang menyelenggarakan
publikasi dijauhkan dengan pimpinan industri. Akan tetapi syarat tersebut
diterima sehingga Ivy Lee dapat menciptakan hubungan yang baik antara pimpinan
dengan buruh dan antara perusahaan dengan public luar terutama pers.
Tahun
1914, Ivy Lee diangkat menjadi penasehat John D. Rockfeller, Jr, seorang
multijutawan yang terkenal di AS, bahkan di seluruh dunia. Kepada pimpinan
perusahaan milik Rockfeller, Lee memberikan nasehat yang amat bernilai bagi
kemajuan dan perkembangan perusahaan. Keberhasilan itulah yang menyebabkan Lee
dijuluki The Father of Public Relations.
Tahun
1916 Ivy Lee mengeluarkan deklarasi “Declaration of Principle” deklarasi ini
disebar melalui surat kabar yang terbit di daerahnya yang isinya public tidak
dapat diabaikan dari management suatu perusahaan/dianggap bodoh oleh surat
kabar, apa yang baik bagi masyarakat, dalam jangka panjang, juga baik untuk
dunia usaha.
Dalam Declaration of Principles yang disebarkan, Lee
menegaskan bahwa di kantornya tidak ada hal-hal yang bersifat rahasia. “Tidak
kamiadalah menyajikan berita. Kantor kami bukanlah biro iklan. Siapa saja yang
memerlukan informasi secara lengkap, akan kami layani dengan segala senang hati,”
kata Lee kepada para wartawan.
Apa yang dilakukan oleh Lee pada orang yang hidup di
awal abad ke-20 merupakan hal yang sensasional. Dengan sikap yang jujur, Ivy
Lee telah menyingkap rahasia yang menyelimuti perusahaan-perusahaan besar dalam
hubungannya dengan masyarakat. Lee telah berhasil menciptakan gagasan baru bagi
penanggulangan pemogokan di pabrik-pabrik besar dan gagasan baru untuk
pembinaan hubungan dengan pers.
Tokoh
yang juga berjasa mengembangkan PR sebagai sebuah profesi selain Ivy Lee adalah
George Creel (seorang jurnalis dalam pemerintahan Presiden Wilson). Creel
menyarankan memasukkan rencana kerja PR sejajar dengan rencana kebijaksanaan pemerintah karena kedua
bidang itu dianggap sama pentingnya. Presiden Wilson menerima saran tersebut dan
Creel ditunjuk diberi tugas menjadi ketua panitia Public Information. Creel
disebut sebagai orang pertama yang mempraktekkan PR dalam bidang pemerintahan.
Jasa Creel yang lain dalam mengembangkan PR sebagai profesi adalah memberikan
saran dalam bidang industri. Terhadap para industrialis, Creel menekankan bahwa
sebuah organisasi akan sukses bila organisasi itu memperhatikan opini publik
dalam kehidupan masyarakat. Opini publik merupakan kekuatan inti bagi maju
mundurnya suatu organisasi (perusahaan).
Perkembangan PR sebgai Kajian Ilmu
Public Relations menjadi kajian ilmu
dimulai pada tahun 1999. Hal ini dijelaskan pada buku yang berjudul “Public Relations Theory II” yang ditulis
Carl H. Botan dan Vincent Hazleton :
“In
the academic arena, public relations enrollments have continued to grow. In
PRT, Neff (1999) reported graduate public relations programs in 48 departments.
By 1999, the Commission on Public Relations education reported 70 school
offering masters programs in the field.” ( Carl, 2006, h.2)
Dikarenakan
meningkatnya perhatian terhadap PR, khususnya dari perusahaan- perusahaan besar
yang membutuhkan orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang itu.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, beberapa orang berpikir agar didirikannya fasilitas,
yaitu perguruan tinggi untuk mendidik para calon PRO dan memberikan pengetahuan
pada mereka tentang dasar-dasar kepemimpinan dan pelaksanaan PR secara efektif
sebagai suatu profesi.
Dari
76 Perguruan Tinggi yang memberikan mata pelajaran PR, tercantum :
§ Boston
University
§ Cornell
University
§ Stanford
University
§ Harvard
University
§ Colombia
University
§ Princeton
University
§ Dan
lain-lain
Kurikulum
yang disusun untuk para mahasiswa PR itu diantaranya meliputi ilmu pengetahuan
tentang Sosiology, Human and Labor Relations, Radio, TV and Production,
Management, Advertising, Reporting, Public Opinion, Research Methods,
Propaganda dan Publicity, Radio and TV Jurnalism, Marketing, Hukum dan Hubungan
Internasional, Sosiologi dan Ilmu Jiwa Media Massa.
Daftar pustaka :
Botan,
Carl H. & Hazleton, Vincent. 2006. Public
Relations Theory II. New York: Lawrence Erlbaum Associates
Jefkins,
Frank. 1995. Public Relations.
Jakarta: Erlangga
Meinanda,
Teguh. 1984. Tanya Jawab Dasar PR.
Bandung: CV Armico
UBDistanceLearning.
2012. Dasar-Dasar Public Relations.
Malang: UBDistanceLearning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar